Kampung Batik Solo, Kampung yang sadar pariwisata

Setelah Pasar Klewer, Kampung batik Laweyan dan Kauman adalah toplist tempat yang harus banget dikunjungi buat pecinta batik. Pada awalnya kedua kampung ini adalah rumah para pembatik yang biasa memasok kain dan pakaian jadi batik ke pasar Klewer.

image

Kemarin Minggu, Pasar Klewer terbakar hingga satu harian penuh. Sulit memadamkan api karena selain bangunan, kain-kain batik berlapis malam juga membuat api sulit dipadamkan. Saya berkunjung ke sana, dalam perjalanan mengeksplorasi area Karaton Surakarta.

image

Kampung Wisata Batik Kauman berada dekat dengan Pasar Klewer dan masih dalam area Karaton Surakarta. Kamu bisa naik becak dari Karaton Surakarta ke Kauman. Ada beberapa showroom yang hanya menjual kain dan pakaian jadi. Ada pula yang juga mempertontonkan proses pembuatan batik. Ada juga toko yang yang sekaligus memamerkan beragam jenis motif batik, seperti halnya museum batik Kauman. Harganya sangat beragam, dari yang ratusan ribu hingga jutaan.

image

Kampung Wisata Batik Laweyan, lokasinya rada jauh dari Kampung Wisata Batik Kauman. Sama halnya seperti di Kauman, Kampung Laweyan pun memiliki daya tarik yang hampir sama. Saya berkunjung ke Omah Laweyan dan menurut saya, motif batik yang ditawarkan lebih saya sukai daripada yang dijajakan di Kauman. Namun emang harganya juga lebih mahal. Kata supir taksi yang mengantar saya, di Omah Laweyan memang cenderung lebih mahal. Ada lagi toko di Laweyan yang harganya lebih murah tapi saya belum sempat ke sana.

image

Solo memang pantas dijuluki kota batik. Sebenarnya tak hanya di Kauman, Laweyan, Danar Hadi, maupun di Pasar Klewer saja, tapi tampaknya di setiap jalan ada toko batik. Ini juga yang menjadikan Solo sebagai kota yang sarat budaya. Batik dan kekaratonan bisa menjadi pusat daya tarik wisatawan dan berdampak secara langsung pada perkembangan ekonomi masyarakatnya. Jika dan hanya jika semua elemen pemerintah dan penduduknya juga sudah sadar pariwisata.