Bedanya chiaseeds (biji chia) dan biji selasih

Beberapa waktu lalu, saya dibuat bahagia oleh postingan seorang teman yang memamerkan foto “Her first chia drink” di Path. Pasalnya, beberapa hari lalu, ia mengontak saya nanyain tempat jualan chia seed. Ah, ternyata ini pengalaman pertamanya. Jadi teringat sekitar setahun lalu saat saya pun akhirnya berkenalan dengan biji chia dan kawan-kawannya ini. Awalnya saya pikir chia seed dan selasih itu sama. Ah, ini mah saya juga sering makan bersama minuman fruit cocktail, gumam saya saat itu.

chia parfait ala adzaniah.com :D

chia parfait ala adzaniah.com 😀

Ternyata saya bersama jutaan orang-orang yang awam superfood pernah mengalami kesalahkaprahan ini. CHIA ITU BERBEDA DARI SELASIH! Hahahahahaa…. X))))

chia juga bisa dicampur dengan honey lemon shot

chia juga bisa dicampur dengan honey lemon shot

Salvia Hispanica, atau lebih dikenal sebagai biji chia atau chiaseeds, merupakan tanaman yang ternyata masih satu keluarga lho dengan Mint.

Lha terus, bedanya apa sama biji selasih?

Pertama, dalam hal cara mengonsumsi. Selasih itu hanya bisa dikonsumsi setelah direndam dalam air selama beberapa waktu. Sedangkan, Chiaseeds bisa dikonsumsi dengan ditaburkan/dicampur ke yogurt, salad, pudding, jus, rawfood, bahkan ke nasi putih, atau hanya direndam ke air putih biasa selama beberapa saat untuk kemudian bisa dikonsumsi. Bahkan dengan dicampurkan dengan air, dengan konsistensi tertentu, gel chia bisa dijadikan pengganti telur untuk membuat kue atau puding.

Kedua, warna penampakan. Selasih itu warnanya ya hitam saja. Saat kena air, maka akan muncul selaput putih bening menyelimuti biji selasih. Kalau chiaseeds, ada yang berwarna hitam, abu-abu, coklat, dan putih. Saat terkena air, maka akan muncul selaput putih menyelimuti biji chia.

Ini penampakan gel chiaseeds yang direndam dalam air

Ini penampakan gel chiaseeds yang direndam dalam air

Ketiga, nah ini yang paling menarik nih, perbedaan dalam hal kandungan atau kebaikannya. Selasih itu ternyata banyak manfaatnya. Sudah sejak lama juga menjadi obat-obatan suku Ayurvedic dan pengobatan China. Berkhasiat untuk mengurangi sakit kepala, mengurangi nyeri sendi karena asam urat, mencegah pilek. Selain itu, selasih juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan sistem syaraf. Selasih juga bermanfaat untuk melepaskan stres, sebagai aromatherapy, massage, spa, dan sebagainya. Banyaak, kaaann..

Kebaikannya Chiaseeds?

Beugh, ini lah akhirnya kenapa chiaseed digolongkan sebagai Superfood, kebaikannya segambreng banget! Chiaseeds memiliki kandungan yang jauh lebih SUPER dari hanya sekedar makanan! Oke, saya gak berlebihan. Scientific results said so, let’s count!

  • Kaya SERAT!! Sangking kaya-nya, mengonsumsi chiaseeds bisa mengakibatkan lambung jadi cepat kenyang dan bisa mengontrol napsu makan (ya iya laah, wong udah penuh lambungnya!). Akibatnya lagi, ya jelas dong, bisa mengontrol berat badan. Dan karena kekayaan serat ini, chiaseed juga bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan. Akibatnya pup jadi lebih lancar dan usus besar jadi lebih bersih serta racun jahat pun tidak mengendap. Etapi, karena kaya akan serat yang dapat larut, ia pun akan menghasilkan gas dan bikin perut terasa kembung. So, kalau mau ngonsumsi chia, mulai dari satu sendok kecil per hari dulu yaa, biar gak kaget.
  • Kaya akan Omega-3, paling tinggi kandungannya! Lebih tajir daripada kandungan Omega-3 pada Salmon. Tetapi kandungan Omega-3 nya Salmon lebih lengkap, di chia hanya ada satu dari empat asam lemak omega-3, yakni ALA (Alfa-Linolenatalpha-Linolenic). Omega 3 ini penting untuk perkembangan otak, menurunkan kolesterol jahat (LDL) sehingga meningkatkan kesehatan jantung, menjaga tekanan darah, mencegah peradangan, dan bisa mengatasi alergi dan depresi.
  • Biji Chia mengandung asam lemak tak jenuh dengan banyak rantai ganda yang bermanfaat untuk menurunkan resiko penyakit jantung koroner akibat banyak konsumsi makanan dengan asam lemak jenuh (kebanyakan ditemukan pada lemak hewan dan beberapa minyak nabati)
  • Mengandung sumber protein lengkap, semua asam amino penting yang mudah dicerna. Tapi karena proteinnya banyak maka mesti diimbangi ama olahraga juga yaa. Proteinnya chia juga gluten-free!
  • Kaya magnesium, lebih kaya dari brokoli (LIMA BELAS kali!!). Buat yang gak suka konsumsi sayuran brokoli, bisa kali yaa kebutuhan magnesiumnya diasup dari biji chia.
  • Kaya akan potassium atau kalium. Kalium ini salah satu mineral terbanyak di tubuh kita. Fungsi kalium banyak banget, diantaranya pembentuk sel, pembentukan organ dalam dan jaringan. Sebagai pembentuk sel, ia bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan jantung, otak, ginjal, dan kestabilan jaringan otot. Kalium berkhasiat untuk mencegah stroke, hipertensi, dan juga stress.
  • Kaya kalsium, lebih kaya dari susu. Serta mengandung mineral fosfor (phosphorous). Makanya, mengonsumsi chia baik untuk pembentukan dan penguatan gigi dan tulang, metabolisme tubuh, serta mencegah osteoporosis.
  • Mengandung triptofan, salah satu dari 9 asam amino esensial yang bermanfaat untuk membantu nafsu makan, tidur yang lebih berkualitas, juga mood yang baik.
  • Chia dapat mengontrol gula darah karena ia bisa memperlambat konversi karbohidrat menjadi gula. Sehingga energi dari makanan bisa terus dilepaskan dan menghasilkan daya yang lebih baik. Alih-alih jadi gula, eh malah jadi energi, sustainable energy! Bermanfaat banget juga nih buat yang diabetes atau terancam diabetes karena chia juga melawan resistensi insulin. Hal ini sekaligus juga mengurangi kadar kolesterol dalam darah, tentunya.
  • Gel chia bisa menghidrasi tubuh. Jadi, ga perlu khawatir dehidrasi abis mengonsumsi chia yaa J Nah, sifat gel yang bisa menjadi pengikat ini juga bermanfaat untuk mengikat toksin (racun jahat) dalam empedu dan usus untuk dibawa keluar. So, chia ini juga baik untuk proses detoksifikasi tubuh.
  • Bisa berfungsi sebagai antioksidan, membantu meredakan peradangan, mencegah kanker, sebagai anti-aging (healthy skin, hair, and nails), kaya zat besi dan vitamin C.

Jika biji selasih lebih dikenal pada manfaatnya untuk efek mendinginkan minuman atau menjadi peramai suatu hidangan, maka biji chia bisa digunakan untuk fungsi yang sama namun juga sekaligus sebagai energy booster. Well, keduanya punya manfaatnya masing-masing, sama-sama kaya, sama-sama membuat makanan kita menjadi lebih sehat! They are reffered to as “wonder foods” because both are whole and natural, with maximum nutrients and minimum calories.

chia oatmeal

chia parfait ala adzaniah.com :D

chia parfait ala adzaniah.com 😀

Kalau saya, paling suka menyampurkan chia pada smoothies, honey lemon, atau dibikin chia parfait. Yuk hidup lebih sehat! 😀

Jangan sampe kayak gini yaah, gaess... x))))

Jangan sampe kayak gini yaah, gaess… x))))

*diolah dari berbagai sumber

Let’s get cooking!

*judulnya minjem tagline dari channel kokiku.tv*

Saya adalah orang yang ga bisa enjoy ada di dapur. Selain karena ga tau mau ngapain di dapur, tempat itu merupakan tempat paling sering saya ngalamin accident. Dari mulai kompor meleduk, gelas pecah yang merobek jari kelingking saya, sampai kepleset jatuh yang entah udah berapa kali. Pokoknya saya ga betah berlama lama di dapur dan berinteraksi dengan peralatan dapur deh.

Beberapa bulan lalu, saya memutuskan untuk keluar dari rutinitas pekerjaan saya. Salah satu faktor pendorongnya adalah saya ingin punya waktu lebih untuk melakukan atau belajar hal hal baru lain yang selama ini rasanya sulit diselipkan diantara rutinitas kerja. Salah satunya mengakrabkan diri dengan dapur.

Memang sudah setahun belakangan saya senang bikin light food/drink semacam jus, smoothies, dan minuman lainnya. Sementara untuk mengolah makanan, baru mentok di mie instan, sup krim instan, telur dadar, dan martabak mie. Itupun mesti manggil adik saya untuk sekedar bantu nyalain kompor. Iyah, setelah insiden komper mleduk beberapa tahun silam, saya trauma nyalain kompor sendiri.

Niat mengakrabkan diri dengan dapur pun makin terdorong dengan kebawelan si pacar (bahkan sejak dari zaman pdkt -___-“) yang pengen woman abilities saya meningkat, terutama pada bagian cooking ability! Oke dear.. :*

Makanan pertama yang saya buat adalah puding coklat. Yang memang sih, bikinnya puding instan gitu. Tapi senang banget pas pudingnya berhasil jadi dessert yang enak, hehehe..

Sama halnya seperti ngajarin anak kecil, mulai dari yang mudah dulu. Biarkan merasakan keberhasilan untuk memupuk kepercayaan diri dan self esteem. Baru kemudian, level kesulitannya dinaikkan.

Suatu hari saat sedang asik gonta ganti channel, saya menemukan program acara “Urban Cook” di channel AFC. Ini acara masak-masak yang dibawakan dengan style MTV. Ga deng! Hahaha… Host merangkap chef-nya membawakan acara ini dengan santai, anak muda, ngegampangin banget! Sesuai dengan nama programnya, Urban Cook, resep dan cara membuatnya dikemas semudah mungkin. Tidak seperti acara serupa yang host dan chefnya tuh kaku dan terkesan ribet dengan segala resepnya yang segambreng. Penonton (baca: saya) pun jadi tertarik untuk nyoba masak resep-resep yang dia bawakan di acara tersebut.

Selepas menonton acara itu, saya langsung browsing ke fanpage-nya Urban Cook Kompas di Facebook, account chefnya @Yudabustara di Instagram, dan channel serupa “Kokiku.tv” di Youtube. Benar-benar pas untuk masyarakat urban, easy to access via socmed, two-way interactionnya juga jalan (kalau bingung, bisa langsung tanya ama chefnya), resepnya update, dan chefnya ga bosan meng-encourage followersnya bahwa resepnya nih mudah. Ah, rasanya pengen segera mencoba semua resepnya!

Sejauh ini, baru berhasil mencoba bikin minuman dan makanan sarapan atau dessert sih. Masih yang sesuai minat. Belum berani bikin yang makanan besar. Step by step kali ya, hehehe..

Let’s get cooking! 😀