Katarsis yuk!

Seorang teman yang anak IT pernah protes, katanya anak psikologi (termasuk saya) koq sering banget menggunakan kata “katarsis”. Saat itu, saya tertawa saja menanggapinya. Mungkin kebetulan saja, teman-teman dia yang lulusan psikologi beberapa kali menggunakan kata tersebut. Rasanya sih teman-teman psikologi saya yang lain tidak begitu seringnya juga menggunakan kata “katarsis”, ya gak sih?

Anyway, katarsis apaan sih emangnya?

Menurut psychology.about.com,

A catharsis is an emotional release. According to psychoanalytic theory, this emotional release is linked to a need to release unconscious conflicts. For example, experiencing stress over a work-related situation may cause feelings of frustration and tension. Rather than vent these feelings inappropriately, the individual may instead release these feelings in another way, such as through physical activity or another stress relieving activity.

Definisi lain, saya kutip dari alleydog.com,

Catharsis is a psychodynamic principle that, in its most basic sense, is simply an emotional release. Further, the catharsis hypothesis maintains that aggressive or sexual urges are relieved by “releasing” aggressive or sexual energy, usually through action or fantasy. For example, a young male may watch a film in which an attractive woman engages in sexual behavior. The young male may become sexually aroused from this and subsequently frustrated because of his inability to act out his sexual desires. To release this sexual tension, the young male may go outside and play sports or engage in fantasies about himself and the woman.

Dari kedua definisi di atas, intinya mah katarsis itu stress release dengan penyaluran emosi dalam bentuk yang positif atau paling tidak, bersifat netral. Misalnya berteriak keras-keras, makan banyak, olahraga yang menghabiskan adrenalin, atau melakukan aktivitas yang berhubungan dengan seni seperti bernyanyi atau menulis puisi ataupun melukis. Tentunya ada lebih banyak lagi bentuknya.

Biasanya, saya dengan beberapa teman (yang sudah dekat, tentunya) berkatarsis melalui karaokean. List lagu pun dipilih dari yang sifatnya lucu-lucuan seperti lagu jadul ataupun lagu dangdut lawas, lagu-lagu menyayat hati (biasanya sih lagu cinta dengan bertepuk sebelah tngan atau pengkhinatan gitu gitu, hehehe…), sampai lagu-lagu yang memungkinkan kita bisa berteriak-teriak dengan bebas.

Lumayan juga lho, katarsis dengan karaokean gitu. Biasanya emosi tu kegalauan mellow sendu yang gak karu-karuan gitu bisa tersalurkan dan pada akhirnya, hormon endorphine yang menyebabkan perasaan bahagia pun terproduksi 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s