Salah satu business trip yang pernah saya jalani adalah ke Gorontalo. Berangkat sedari pagi hari dari Kota Manado via mobil travel yang tarifnya ditentukan dari posisi kursi. Saya pilih di tengah, saat itu tarifnya masih Rp 80.000/seat.
Mobil Toyota Avanza yang saya tumpangi terisi penuh dengan mayoritas ibu-ibu yang doyan ngomong, ramai sepanjang perjalanan. Kami mulai perjalanan pukul 8 pagi menyusuri jalan raya Trans Sulawesi.
Mobil ini beberapa kali berhenti di pinggir jalan sesuai rekues penumpangnya. Iya, bisa rekues pokoknya. Mau jajan buah-buahan pinggir jalan atau snack ringan atau mau buang air, tinggal bilang ke pak supirnya.
View sepanjang jalan Trans Sulawesi ini kalau tidak hutan elok, pemukiman ala Sulawesi, ya pantai nan cantik.. Luwar biasa! ❤
Pukul 6 sore, mobil travel ini selesai mengantarkan saya ke penginapan. Saya pun bergegas check in dan prepare untuk meeting malam dengan tim lapangan saya di Gorontalo.
Keesokan harinya, saya mulai petualangan saya di Gorontalo. Dengan menyewa sebuah bentor, saya pun berkeliling. Kota ini tidak ramai. Meski belum ada mall, namun penduduknya peduli penampilan. Buktinya hampir di tiap jalan ada sedikitnya satu distro (toko pakaian) dan satu salon. bahkan ada satu jalan, di daerah dekat perbukitan, salonnya banyak sekali. Saya sempat berpikir apakah memang mata pencaharian penduduk di sini adalah usaha salon ya?
Meski belum ada mall, tapi ada satu bangunan pusat perbelanjaan yang didominasi oleh department store Matahari dan beberapa gerai makanan. Juga ada satu gerai resto fastfood KFC di kota ini. Ah, senangnya!
Makanan khas di Gorontalo adalah Binte Biluhuta, semacam bubur tapi pake sayuran dan jagung. Kira-kira penampakannya seperti ini. Makanan ini bisa ditemukan dimana-mana sepertinya. Saya memesannya untuk sarapan pagi di Pasar Sentral di Gorontalo. Sebenarnya rasanya enak, tapi karena saat itu saya belum doyan makan sayur jadinya ga saya habiskan -__-*
Makanan oleh-oleh khas Gorontalo adalah Pia. Iya, Pia. Rasanya berbeda dengan Pia yang basa ditemukan di Pulau Jawa maupun Pulau Sumatera. Pia Gorontalo lebih kering dengan keju panggang dan ukuran kue yang cenderung lebih besar. Yummy!
Karena ini biztrip maka waktu saya didominasi untuk urusan pekerjaan. Hanya di selipan waktu luang saja bisa agak ngabur dikit untuk melihat kota Gorontalo. Salah satunya mengunjungi pinggir laut Gorontalo (letaknya di pelabuhan Gorontalo).
Setelah ke Pelabuhan, saya pun bergegas ke tempat oleh-oleh untuk membeli beberapa buah tangan. Tak lama, kembali ke penginapan untuk check out dan beranjak ke Bandara Jalaludin yang terletak lumayan jauh di Kabupaten Gorontalo. Dan saya ke sana naik ojek motor. Iya, dengan membawa segambreng bawaan selama satu minggu @,@
Saya memang belum sempat sesana kemari di Gorontalo ini, padahal katanya nih, bawah lautnya itu indah banget! Memang mesti kembali lagi ke Gorontalo untuk bener-bener liburan nih.. See you, Gorontalo! 😀
-Februari 2012-
Izin reblog ya mba..
LikeLike
Silakan..
Thanks for visiting ya 🙂
LikeLike
Reblogged this on Informasi Gorontalo.
LikeLike